P. berghei adalah
hemoprotozoa yang menyebabkan penyakit malaria pada rodensia kecil. P. berghei banyak digunakan dalam
penelitian pengembangan biologi pada parasit malaria pada manusia karena sudah
tersedianya teknologi pembiakan secara in
vitro dan pemurnian pada tahapan siklus hidup, pengetahuan pada susunan
genom dan pengaturannya. Secara analisis molekuler P. berghei sama seperti Plasmodium yang menginfeksi manusia. Model ini
kemungkinan dapat dilakukan manipulasi hospes sehingga dapat dipelajari
perubahan imonologis yang terjadi selama infeksi malaria.
Plasmodium berghei mempunyai siklus hidup maupun morfologi
seperti parasit malaria pada manusia, sehingga Plasmodium berghei ini
oleh para peneliti digunakan sebagai model penelitian untuk mencari dan
mengembangkan obat anti-malaria. P. berghei
pada mencit lebih cepat berkembang daripada roden jenis lainnya.
Sejak tahun 1978, studi tentang parasit malaria sangat meningkat
terutama studi pada parasit Plasmodium falciparum. Peningkatan studi ini
disusul dengan penelitian terhadap penyakit malaria pada manusia. Plasmodium
berghei merupakan salah satu dari banyak spesies parasit malaria yang
menginfeksi mamalia dan manusia juga merupakan salah satu dari empat spesies
yang menginfeksi mencit Afrika yang telah dideskripsikan. Parasit pada
hewan rodensia ini telah dibuktikan analog dengan malaria pada manusia dan
primata lainnya terutama aspek struktur, fisiologi dan siklus hidup. Plasmodium
berghei merupakan model yang sangat baik untuk penelitian perkembangan
biologi dari parasit malaria karena :
a)
Secara
biologis parasit pada manusia dan rodensia mempunyai kesamaan.
b)
Susunan
genom dan genetika antar parasit rodensia dan manusia tidak berubah-ubah.
c)
Adanya
kesamaan karekteristik molekuler terhadap sensitivitas dan resistensi obat.
d)
Struktur
dan fungsi antigen sebagai target vaksin yang tetap.
e)
Manipulasi
terhadap siklus hidup secara keseluruhan lebih mudah dan aman termasuk sejak
dimulainya infeksi oleh gigitan nyamuk.
f)
Kemampuan
teknologi yang tersedia untuk pengembangan Plasmodium ini secara in vitro.
g)
Proses
penyusunan gen dan proses biokimiawi antar parasit rodensia dan manusia yang
tidak banyak mengalami perubahan.
h)
Modifikasi
genetik yang telah tersedia.
i)
Memungkinnya
pengamatan terhadap interaksi parasit-inang baik secara in vivo dan
in vitro. Pengenalan yang baik
terhadap clones dan mutant lines secara genetik.
Struktur genetik rodensia sebagai
inang yang telah diketahui dengan baik dan jenis transgenik yang telah tersedia
dan bermanfaat untuk studi
imunologis.
Sumber :
Levine ND. Protozologi Veteriner.
Penerjemah Soekardono S,
Brotowidjojo MD. Terjemah dari: Veterinary protozology. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 1990
Suryawati, S. dan Herni Suprapti. Efek Anti Malaria Ekstrak Brotowali (Tinospora crispa) pada Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei. Wijaya Kusuma, Volume I, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar